Solidaritas Kemanusiaan, ITS Surabaya Buka Akses Pendidikan untuk Mahasiswa Palestina
SURABAYA (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menegaskan perannya di kancah pendidikan internasional dengan menyiapkan program beasiswa bagi 100 mahasiswa asal Palestina. Program ini menjadi bagian dari komitmen ITS dalam membuka akses pendidikan tinggi yang inklusif sekaligus bentuk nyata solidaritas kemanusiaan terhadap warga Palestina.
Program beasiswa tersebut merupakan hasil kerja sama antara ITS, Yayasan Manarul Ilmi (YMI) ITS, serta Ikatan Alumni (IKA) ITS. Bantuan yang diberikan mencakup pembebasan biaya pendidikan hingga dukungan biaya hidup bagi para penerima beasiswa.
Rektor ITS, Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD, menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan wujud komitmen ITS dalam memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di ITS.
“Program ini menjadi wujud upaya ITS dalam membuka kesempatan bagi mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya ITS,” ujar Bambang, Sabtu (20/12/2025).
Selain membuka akses pendidikan global, Bambang menegaskan bahwa program beasiswa ini juga menjadi simbol kepedulian dan solidaritas keluarga besar ITS terhadap kondisi yang dialami masyarakat Palestina. Di sisi lain, langkah ini sekaligus meneguhkan posisi ITS sebagai perguruan tinggi berkelas dunia atau World Class University.
“Dengan kerja sama seluruh pihak, kita dapat mewujudkan inklusivitas pendidikan global,” imbuhnya.
Menurut Bambang, skema beasiswa ini akan dilaksanakan secara bertahap menyesuaikan dengan kemampuan pendanaan yang tersedia. Pada jenjang sarjana atau S1, ITS menargetkan dapat menerima hingga 100 mahasiswa Palestina dengan pembebasan penuh biaya pendidikan.
Tidak hanya untuk jenjang sarjana, ITS juga menyiapkan kuota beasiswa untuk pendidikan lanjutan. Pada jenjang magister atau S2 disediakan kuota bagi 12 mahasiswa, sementara pada jenjang doktoral atau S3 dialokasikan untuk 10 mahasiswa asal Palestina.
Lebih lanjut, dosen Departemen Teknik Mesin ITS itu menjelaskan bahwa seluruh calon penerima beasiswa akan melalui tahapan seleksi kemampuan bahasa Inggris. Salah satu syarat utama adalah capaian nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) yang memadai.
Seleksi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengikuti program pembelajaran bahasa Inggris pada tahap awal, sebelum beradaptasi dengan sistem perkuliahan reguler yang menggunakan bahasa Indonesia.
Melalui program beasiswa ini, Bambang berharap ITS dapat terus memperkuat posisinya sebagai perguruan tinggi berkelas dunia yang aktif berkontribusi dalam pendidikan global. Ia menilai, inisiatif ini sejalan dengan komitmen ITS dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Program tersebut selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas serta tujuan ke-10 mengenai upaya Mengurangi Ketimpangan antarnegara melalui akses pendidikan tinggi.(**)