Guru MAN 1 Lamongan Gebrak Meja Saat Siswa Protes Soal SNBP, Ori Jatim Minta di Beri Sangsi Tegas

oleh : -
Guru MAN 1 Lamongan Gebrak Meja Saat Siswa Protes Soal SNBP, Ori Jatim Minta di Beri Sangsi Tegas

KABUPATEN LAMONGAN ( Beritakeadilan. com, Jawa Timur) - viralnya Seorang guru di MAN I Lamongan, setelah menggebrak meja dan membentak siswa yang mempertanyakan data eligible mereka Minggu (9/2/2025)

Kejadian tersebut terjadi saat para siswa menanyakan nilai mereka tidak terinput dalam sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Sementara iti Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Timur meminta Kemenag Lamongan supaya memberi sanksi kepada kepala sekolah MAN 1 Lamongan.

Pemberian sanksi itu berkaitan dengan hilangnya data eligible sebanyak 22 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan yang terancam tak bisa daftar SNBP di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Kemenag Lamongan harus tegas memberi sanksi kepada kepala sekolah MAN 1 Lamongan yang mengakibatkan siswa eligible tidak bisa mendaftar SNBP,” kata Kepala ORI Perwakilan Jawa Timur, Agus Muttaqin saat dihubungi, Minggu (9/2/2025)

Menurut Agus, sapaan akrabnya, sanksi saja tidak cukup. Kemenag dan MAN 1 Lamongan harus bertanggung jawab dengan memberikan les tambahan untuk 22 siswa eligible tersebut,

“Agar lebih siap bersaing saat ujian tulis masuk PTN melalui SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Les tambahan itu harus disediakan gratis,” ujar Agus sapaan akrabnya.

Agus menuturkan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi juga tengah memberikan perpanjangan waktu finalisasi penginputan PDSS untuk ikuti SNBP. Hal itu dilakukan menyikapi banyaknya keterlambatan finalisasi penginputan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk mengikuti SNBP dan SNPMB.

“Panitia SNPMB memberikan waktu perpanjangan untuk pendaftaran bagi mereka yang belum selesai pendaftarannya. Dimulai tanggal 7 Februari 2025 pukul 19.00 sampai dengan 8 Februari 2025 pukul 04.00 pagi,” ucapnya.

“Jadi ada waktu 9 jam untuk sekolah-sekolah memastikan, memasukkan data anak-anak yang memang akan diusulkan untuk program SNBP,” imbuh dia.

Agus menambahkan, jika pihak sekolah MAN 1 Lamongan tidak ada tindaklanjut mengenai persoalan hilangnya data eligible 22 siewa tersebut, maka yang bersangkutan bisa mengadukan kepada Ombudsman Perwakilan Jatim.

“Silakan mengadu kepada kami, nanti secepatnya kami tangani,” terang Agus.

Sebelumnya, sebanyak 22 siswa MAN 1 Lamongan yang tidak masuk data eligible siswa untuk bisa mendaftar Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) menanyakan persoalan itu kepada salah satu guru MAN 1 Lamongan.

Namun, mereka justru mendapat penjelasan dari guru dengan nada tinggi sambil menggebrak-gebrak meja.

Peristiwa itupun akhirnya viral di media sosial, akibat sikap guru yang terkesan arogan saat memberikan penjelasan tentang data eligible tersebut. Dalam video yang tengah beredar itu juga terdengar sejumlah siswa menangis. 

(Edi)

banner 400x130
Paralegal