Tunjangan Hari Tua Warga Surabaya Sebesar 1, 8 juta Per Orang Adalah Cita Cita Cak Dedi Menuju Kursi Walikota Surabaya
KOTA SURABAYA (Beritakeadilan, Jawa Timur)- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) menggelar Sarasehan seni budaya dengan tema. Menggali Potensi Kesenian Surabaya Berbasis Sosial dan Budaya Lokal. Acara sarasehan sendiri di gelar, Sabtu ( 20/05/2024), di Goldvitel Hotel, Jl Basuki Rahmad no 147 Surabaya. Suasana sarasehan berjalan ganyeng lpenuh dengan obrolan budaya dan sejarah tentang kota Surabaya.
Taufik Monyong sosok Seniman sekaligus Budayawan, sebagai pembawa materi semakin membikin suasana mencair. Taufik bercerita perihal sejarah kota Surabaya dan tempat tempat para tokoh tokoh besar yang babat alas Surabaya. Namun Taufik sayang menyayangkan sikap Pemerintah Kota Surabaya yang kurang mempedulikan tempat tempat bersejarah, dan makam makam tokoh besar yang ada di kota pahlawan ini. Seperti contoh makam WR Soepratman yang bersebelahan dengan tempat pembuangan sampah.
"WR Soepratman itu tokoh besar kemerdekaan bangsa ini, tapi ketika meninggalnya kok makamnya di sebelah tempat pembuangan sampah. Bagaimana mana cara mikirnya mengenai menghormati jasa pahlawan ." Ujar pria yang akrab dipanggil monyong ini.
Beda dengan Taufik, Hadi Dediansyah, S. Pd, M. Hum. Anggota DPRD Jatim Dari partai Gerindra berpendapat. Perlunya menggali potensi potensi lokal dari Surabaya untuk membangun Surabaya.
Pria yang akrab di panggil Cak Dedi mengkritisi perihal sedikitnya warga asli Surabaya yang duduk di pemerintah. Dedi berharap besok yang akan bekerja di pemerintahan Surabaya didinas apapun warga Surabaya lah yang harus lebih banyak.
Bahkan dengan jelas Dedi mengatakan, apabila dia besok menyalinkan sebagai Wali Kota Surabaya dan terpilih nanti. Dedi akan menyiapkan subsidi hari tua untuk warga Surabaya, yaitu setiap warga yang berumur 70 tahun akan mendapat tunjangan sebesar Rp 1.8 juta perbulan.
Selain tunjangan Dedi juga mengatakan bahwa, selama ini kurangnya lapangan kerja untuk warga Surabaya
"Jika ada program satu KK satu Sarjana, namun Sarjana itu nganggur trus buat apa. Jangan sampai lah warga asli Surabaya hanya jadi penonton, justru kuota terbesar harus diserap warga Surabaya untuk bekerja. " Ujar Dedi. "Namun semua ini hanyalah masih cita cita saya dan belum jadi program. Kalau saya diberi amanah oleh warga Surabaya, maka saya pastikan semua ini akan menjadi program utama," tambahnya. (Why)
