Kali Lamong Kembali Mengamuk, Lumpuhkan Balongpanggang – Benjeng, Ratusan Rumah dan Sawah Terendam

oleh : -
Kali Lamong Kembali Mengamuk, Lumpuhkan Balongpanggang – Benjeng, Ratusan Rumah dan Sawah Terendam
Nur Sehat Kasi Trantib Balongpanggang selalu siaga bersama warga di wilayahnya

KABUPATEN GRESIK (Beritakeadilan,com, Jawa Timur) - Untuk kesekian kalinya, warga di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Lamong harus menerima kenyataan pahit yang datang berulang kali. Banjir kembali menyergap, bukan sekadar genangan sesaat, melainkan luapan air kiriman dari wilayah hulu yang perlahan namun pasti menenggelamkan rumah, jalan, dan hamparan sawah. Sejak Minggu hingga Senin malam, 21–22 Desember 2025, Kali Lamong kembali menunjukkan sisi liarnya.

Air yang terus meninggi merangsek ke permukiman warga di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, hingga Cerme. Pagi yang semestinya menjadi awal aktivitas berubah menjadi kepanikan. Warga berlarian menyelamatkan barang seadanya, sementara sebagian lainnya hanya bisa terdiam pasrah menyaksikan air masuk ke rumah, menyapu rasa aman yang tersisa.

Benjeng banjir dusun Ngablak dipastikan terkena dampak paling parah hingga warganya tidak bisa keluar dari kampung menggunakan motorBenjeng banjir dusun Ngablak dipastikan terkena dampak paling parah hingga warganya tidak bisa keluar dari kampung menggunakan motor

Kasi Trantib Kecamatan Balongpanggang, Nur Sehat, mengungkapkan bahwa sejumlah desa di wilayahnya terdampak cukup serius. Desa Dapet dan Sekarputih mengalami genangan di permukiman dan persawahan. Jalan lingkungan terendam, aktivitas lumpuh, dan belasan hektare sawah tenggelam, mengancam penghidupan para petani yang menggantungkan harapan pada musim tanam.

Kondisi yang lebih memprihatinkan terjadi di Desa Wotansari, Karang Semanding, Banjar Agung, dan Pucung. Jalan poros desa terendam hingga 40 sentimeter, rumah-rumah kemasukan air, dan ratusan hektare sawah kembali tenggelam. Bagi warga setempat, banjir Kali Lamong bukan lagi kabar mengejutkan, melainkan luka lama yang terus terbuka setiap musim hujan tiba.

Sementara itu, Camat Benjeng, Nurul Fuad, menyampaikan bahwa dampak banjir di wilayahnya terus meluas. Desa Lundo, Sedapur Klagen, Delik Sumber, Kedung Rukem, Munggugianti, Bulurejo, hingga Sirnoboyo mengalami genangan dengan ketinggian bervariasi antara 5 hingga 100 sentimeter. Ribuan rumah terendam, memaksa warga bertahan dalam keterbatasan.

Dusun Ngablak, Desa Kedung Rukem, menjadi salah satu wilayah terdampak terparah. Sekitar 732 rumah terendam, jalan raya tak dapat dilalui, dan fasilitas umum seperti masjid, madrasah ibtidaiyah, hingga area pemakaman ikut tergenang. Aktivitas warga nyaris berhenti total, sementara anak-anak dan lansia menjadi kelompok paling rentan menghadapi kondisi ini.

Pemandangan serupa juga terjadi di Desa Sedapur Klagen dan Delik Sumber. Ratusan rumah terendam, balai desa, sekolah dasar, TK, puskesmas pembantu, hingga tempat ibadah tak luput dari genangan. Puluhan hektare sawah yang baru ditanami terancam gagal panen, menambah beban penderitaan warga.

Kepala Pelaksana BPBD Gresik, Sukardi, menambahkan bahwa di Kecamatan Cerme, banjir diperparah dengan jebolnya tanggul Kali Lamong di Desa Dadapkuning dan Ngembung. Tanggul sepanjang tiga meter dengan kedalaman dua meter tak mampu menahan derasnya arus air, memicu kekhawatiran akan luapan susulan.

Di tengah situasi darurat ini, BPBD Kabupaten Gresik bersama Dinas Sosial TAGANA, aparat kecamatan, pemerintah desa, BBWS, TRC desa, serta warga setempat bahu-membahu melakukan penanganan. Assessment dan monitoring terus dilakukan, termasuk pemantauan tinggi muka air Kali Lamong yang masih fluktuatif.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD menyiagakan perahu karet di Dusun Ngablak, Desa Kedung Rukem, serta menggelar rapat koordinasi pendirian dapur umum guna memastikan kebutuhan dasar warga terdampak tetap terpenuhi.

Sukardi menjelaskan, hingga Senin sore, 22 Desember 2025 pukul 17.34 WIB, kondisi banjir di Kecamatan Balongpanggang dilaporkan mulai surut. Namun berbeda di Kecamatan Benjeng, air justru masih menunjukkan tren kenaikan secara perlahan. Cuaca berawan disertai hujan ringan menjadi ancaman tersendiri bagi warga yang menanti surutnya banjir.

Di sisi lain, bencana hidrometeorologi juga melanda Kecamatan Kedamean. Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang di Desa Manunggal dan menimpa dua rumah warga. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Meski tak menelan korban jiwa, rangkaian bencana ini kembali menjadi pengingat bahwa persoalan Kali Lamong belum tuntas. Warga hanya bisa berharap, di balik banjir yang terus berulang, akan hadir solusi nyata yang mampu mengakhiri siklus penderitaan ini. Hingga saat itu terwujud, mereka tetap bertahan—bersama air, doa, dan harapan.

(Thejo)

banner 400x130
banner 728x90