Kelangkaan BBM di Labuan Bajo: Ancaman Serius Bagi Pariwisata Super Prioritas

oleh : -
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo: Ancaman Serius Bagi Pariwisata Super Prioritas
Dwi Heri Mustika,S.H.,M.H

KABUPATEN MANGGARAI BARAT (Beritakeadilan.com, NTT) – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, semakin sering terjadi belakangan ini. Kondisi tersebut patut menjadi perhatian serius, mengingat Labuan Bajo adalah salah satu destinasi wisata super prioritas Indonesia yang setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu wisatawan.

Data Dinas Pariwisata mencatat, sepanjang tahun 2023 jumlah wisatawan mencapai 423.847 orang, terdiri dari 239.149 wisatawan mancanegara dan sisanya wisatawan domestik. Angka ini sedikit menurun pada 2024 menjadi 411.349 orang, salah satunya akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berdampak pada pembatalan perjalanan wisata. Meski demikian, tren awal tahun 2025 menunjukkan optimisme, di mana hingga April sudah tercatat 58.926 wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo.

Namun, geliat pariwisata tersebut bisa terhambat oleh krisis pasokan energi. Berdasarkan data Pertamina, konsumsi harian SPBU di wilayah Labuan Bajo meliputi 6.090 liter Pertalite, 7.020 liter Pertamax, 2.220 liter Biosolar, dan 5.940 liter Pertamina Dex. Dengan jumlah SPBU yang terbatas, pasokan ini kerap tidak mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat lokal maupun wisatawan. Akibatnya, antrean panjang kendaraan kerap terlihat, bahkan aktivitas transportasi wisata dan kapal penumpang ikut terganggu.

Situasi darurat pernah terjadi pada Agustus 2025, ketika Pertamina harus menambah pasokan BBM melalui jalur darat dan laut. Tercatat ada 48.000 liter Pertamina Dex dan 96.000 liter Biosolar dikirim menggunakan mobil tangki dari Maumere dan Ende, serta kapal tanker yang mengangkut 250.000 liter Pertamina Dex dan 800.000 liter Biosolar ke TBBM Reo. Meski langkah itu meredakan kelangkaan, pola distribusi yang bergantung pada “tanggap darurat” jelas tidak cukup untuk menjamin keberlanjutan pariwisata.

Tantangan dan Solusi
Keterbatasan jumlah SPBU menjadi penyebab utama krisis BBM di Labuan Bajo. Dengan status sebagai destinasi wisata super prioritas, kebutuhan infrastruktur energi seharusnya tidak lagi dipandang sebagai persoalan sekunder.

Ada tiga langkah yang bisa ditempuh:

  • Pemerintah pusat dan daerah perlu mempercepat pembangunan SPBU baru di titik-titik strategis wisata serta menjamin distribusi BBM reguler tanpa menunggu kelangkaan.
  • Investor swasta perlu dilibatkan untuk menambah fasilitas SPBU modern yang tidak hanya menyediakan BBM, tetapi juga rest area, convenience store, hingga charging station kendaraan listrik.
  • Pertamina diharapkan memperkuat infrastruktur TBBM dan menerapkan sistem distribusi digital untuk meminimalisir antrean panjang di SPBU.

Menjaga Citra Pariwisata Indonesia
Pariwisata Labuan Bajo adalah wajah Indonesia di mata dunia. Jika krisis BBM dibiarkan berlarut-larut, bukan hanya kenyamanan wisatawan yang terganggu, tetapi juga citra Indonesia sebagai tuan rumah destinasi internasional.

Keberlanjutan sektor pariwisata memerlukan dukungan energi yang stabil. Kelangkaan BBM di Labuan Bajo harus dipandang bukan sekadar persoalan teknis distribusi, melainkan bagian dari upaya menjaga daya saing pariwisata Indonesia di level global. (Bersambung)

Penulis:
Dwi Heri Mustika,S.H.,M.H

banner 400x130
banner 728x90