“Remaja Hebat, Mental Sehat!” SMAN 19 Surabaya dan BKKBN Jatim Gelar Sosialisasi Psikososial

SURABAYA (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) – SMA Negeri 19 Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan suportif bagi siswa. Lewat kerja sama strategis dengan Kemendugbangga/BKKBN Jawa Timur, sekolah ini menggelar sosialisasi bertema “Mindful Student, Mindful Life Remaja Sehat, Asertif, & Happy” pada Senin (28/7/2025), bertempat di Aula Atas sekolah.
Kegiatan tersebut diikuti dengan antusias oleh ratusan siswa kelas X dan XI, dan menghadirkan narasumber profesional, seperti Ketua Tim KSPK BKKBN Jatim Dra. Sofia Hanik, MM, Psikolog Fonny Indri M., S.Psi., M.Psi., serta fasilitator sekaligus Ketua Forum Genre Jatim, Suma Firman Romadhoni.
Kepala SMAN 19 Surabaya, Agustina Pertiwiningrum, M.Pd., menekankan pentingnya membekali siswa dengan ketahanan diri dalam menghadapi arus informasi dan tekanan sosial yang semakin kompleks.
“Kalian harus yakin, kalian bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik. Jangan mudah dirayu, jangan percaya sembarang orang. Ini bukan hanya tentang kesehatan mental, tapi juga ketahanan diri,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis sekolah, termasuk pembentukan Tim Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), TPPK, dan ROOTS, yang semuanya dirancang untuk menciptakan ruang aman dan nyaman bagi siswa.
“Kami ingin anak-anak merasa sekolah ini adalah rumah kedua. Kami adalah sahabat mereka. Kalau ada masalah, mereka tahu ke mana harus mengadu,” tambahnya dalam wawancara terpisah.
Agustina juga menyoroti pendekatan kreatif seperti lomba mural ekskul, yang diyakini dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap sekolah.
“Kami tidak ingin mural hanya sekadar proyek. Kami ingin itu jadi karya anak-anak sendiri, supaya mereka bangga dan tidak tega merusaknya. Ternyata berhasil, mereka rawat karena itu bagian dari diri mereka,” paparnya.
Sementara itu, Psikolog Fonny Indri menjelaskan bahwa remaja adalah fase rawan, terutama dalam menerima informasi dari media sosial yang kerap tidak terverifikasi. Ia menegaskan perlunya pendekatan dialogis.
“Jika tidak dibekali dengan filter yang kuat, mereka bisa salah arah. Karena itu pendekatannya harus dialogis, bukan represif,” ungkap Fonny.
Ia juga memaparkan tanda-tanda remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti membolos, menarik diri, hingga menyakiti diri sendiri.
“Jika tanda-tanda itu muncul lebih dari dua minggu, itu alarm serius dan harus segera ditangani,” imbuhnya.
Ketua PIK-R SSK SMAN 19, Diana Falida dari kelas XI-3, mengapresiasi kegiatan ini yang dinilainya relevan dan memperkuat pemahaman siswa terkait pentingnya kesehatan mental.
“Kami punya divisi PIK-R di bawah SSK yang memang fokus pada isu-isu remaja, termasuk kesehatan mental,” ujarnya.
Senada, siswa lainnya, Retno Rara, mengingatkan pentingnya menjaga diri dari pengaruh negatif.
“Kesehatan mental itu berasal dari dalam diri. Karena itu kami terus mengimbau teman-teman agar menyadari pentingnya menjaga diri,” ujarnya.
Sebagai penutup, Agustina mengajak seluruh siswa untuk memanfaatkan program ini sebagai bekal menghadapi tantangan masa remaja, terutama di kawasan padat penduduk seperti Surabaya Utara.
“Anak-anak harus menjadi generasi yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan. Jangan lengah, jangan mudah tergoda. Jaga diri, jaga cita-cita, dan yakin bahwa masa depan itu ada di tangan kalian sendiri,” pungkasnya.
Dengan pendekatan menyeluruh, kolaboratif, dan ramah remaja, SMAN 19 Surabaya tidak hanya membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan akademik, tapi juga sebagai rumah pembentukan karakter dan ketahanan mental siswa.(R1F)