Bus Rombongan Guru SMAN Kedungwaru Kecelakaan di Tol Sumo, Kadishub Tulungagung Beberkan Fakta Baru
KABUPATEN TULUNGAGUNG (Beritakeadilan, Jawa Timur) - Lagi, Bus yang mengangkut Rombongan Guru SMAN Kedungwaru Tulungagung mengalami kecelakaan maut. Kali ini Bus Bantuan Dari Pemerintah Yang Diberikan Kepada Universitas Tulungagung nopol AG 7895 S mengalami Kecelakaan Tunggal Sehingga Mengakibatkan 1 Orang Meninggal Dunia.
Bus Yang dikemudikan Maman (51) membawa 20 (dua puluh) penumpang mengalami kecelakaan maut di Rest Area Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) menyebabkan 1 (satu) penumpang meninggal dunia bernama Titis Eswindro (42 tahun), serta 18 (delapan belas) penumpang luka berat dan luka ringan yang saat ini tengah menjalani perawatan di RS Dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur.
Suratt kir bus Unita yang mati
Dilansir dari berbagai sumber, bus milik sebuah kampus ternama di Tulungagung bernopol AG 7895 S ini mengangkut rombongan Guru SMAN Kedungwaru Tulungagung, rute Tulungagung menuju Surabaya, Senin 7 Oktober 2024, kemarin.
Sampai di KM 725 Jalur A pada Senin (7/10/24) sekitar pukul 14.30 WIB, bus menabrak tembok pembatas jalan di rest area tol Krian arah Surabaya. Kerasnya tabrakan tersebut mengakibatkan bus terguling dan kaca depan lepas.
Association Of The Indonesian Tours and Travel Agencies mengungkap penyebab kecelakaan dan peningkatan fatalitas korban yang meninggal dalam kecelakaan bus ditol Sumo.
"Jadi selama investigasi kami sudah menemukan ada beberapa pelanggaran penyebab terjadinya kecelakaan dan penyebab terjadinya peningkatan fatalitas korban (meninggal)," jelas Anggota Asita Jawa Timur, Wiwin.
Temuan pertama berkaitan dengan penyebab kecelakaan dipicu faktor human (manusia) atau sopir bus yang kurang menguasai kendaraan tersebut sehingga sebelum terjadinya kecelakaan si sopir melaju dengan kecepatan yang tinggi dan mengerem mendadak saat hendak berbelok ke rest area, berhubung melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi si sopir tidak bisa menguasai laju bus tersebut dan menabrak tembok pembatas rest area dengan keras sehingga mengakibatkan bus terguling.
Temuan kedua, bus Tersebut masa berlaku Uji KIR atau Uji Kendaraan Bermotor mati sejak 4 Oktober 2024, otomatis bus tersebut tidak dilakukan Ram Cek secara berkala oleh pihak Universitas Tulungagung, Sebelum dipakai rombongan Guru SMAN Kedungwaru Tulungagung Menuju Surabaya.
Temuan Ketiga, tidak adanya maneyfast atau daftar penumpang yang riil sehingga simpang siur jumlah penumpang Bus.
Temuan Keempat, seluruh penumpang Bus tersebut ternyata tidak didaftarkan Asuransi Perjalanan Wisata Secara Mandiri. Padahal ssuransi perjalanan secara mandiri tersebut sangatlah penting karena apabila jasa raharja tidak bisa mengcover dikarenakan salah satu administrasinya, seperti Uji KIR mati otomatis tidak bisa diklaimkan.
Sementara Itu ditempat terpisah Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kabupaten Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro saat dikonfirmasi membenarkan, Bus hibah dari Pemerintah Pusat untuk Universitas Tulungagung tersebut masa berlaku Uji KIR-nya mati sejak tanggal 4 Oktober 2024 atau tiga hari sebelum terjadinya kecelakaan.
Berdasarkan penelusuran www.beritakeadilan.com di aplikasi mitra darat milik Kementerian Perhubungan, bus dengan pelat nomor AG 7895 S itu datanya tercantum di Sistem Informasi Perizinan Online Angkutan dan Multimoda (Spionam).
Selain itu, Uji Berkala bus ini Sudah tidak berlaku sejak 4 Oktober 2024 dengan nomor uji TAII794B. Pemilik bus ini adalah Universitas Tulungagung yang beralamat di Jl. Ki Mangun Sarkoro Beji Boyolangu Tulungagung,Tercantum juga informasi sasis yang digunakan adalah sasis merek izusu Nqr71 tahun Pembuatan 2018 dengan kapasitas penumpang 21 Orang.
Sementara itu Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Kasil Rokhmat mengatakan ada lima korban mengalami patah tulang yang harus menjalani operasi.
"Seluruh korban sudah ada yang ditangani dengan operasi. Mereka semua perlu penanganan,” jelasnya.
Lanjutnya, para pasien ini ada yang patah tulang kaki, tulang lengan, maupun tulang punggung. Secara umum kondisinya baik dan semua dalam keadaan sadar, tidak ada yang kritis.
Sementara yang lain mengalami trauma akibat benturan di bagian kepala termasuk Imron Rosyidi Kepala SMAN Kedungwaru Yang Mendapatkan Perawatan di Dahi Sebelah Kiri Serta Lengan Sebelah kanan.
“Kelima orang itu semuanya memang harus operasi karena mengalami patah tulang. Semua sudah dijadwalkan untuk operasi,” tegas Kasil.
Sementara itu, Galih Nusantoro Selaku Ketua Komite Sekolah SMAN Kedungwaru yang juga Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD) Kabupaten Tulungagung, belum bisa dikonfirmasi.
Perlu diketahui Selain Rombongan Guru yang menggunakan 1 Bus Medium Pada Saat Menuju Surabaya Pihak Sekolah Juga Melibatkan Para Siswa-siswi Dengan Menggunakan 5 Bus Besar Namun Semua bus yang digunakan Siswa-siswi Tersebut selamat semuanya (R_win)