Dua Wartawan Senior Jatim Terima Penghargaan PWI Pusat

BEDIL (Surabaya) - Dua wartawan senior dari Jatim, HM Yousri Nur Raja Agam dan H. Oki Lukito, menerima penghargaan pada HPN (Hari Pers Nasional) 9 Februari 2022, di Kendari, Sulawesi Tenggara. Penghargaan itu berupa pemberian Kartu Pers Nomor Satu atau Press Card Number One (PCNO) dari PWI Pusat.
Ke dua wartawan senior itu dijadwalkan menerima PCNO bersama belasan wartawan senior yang terpilih dari seluruh Indonesia. Pada upacara puncak HPN 2022 yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu, juga diserahkan "Anugerah Adinegoro" kepada wartawan yang nemenangkan karya jurnalistik terbaik.
Yousri bersama Oki Lukito, sudah menerima undangan resmi dari Panitia Pusat HPN 2022 yang ditandatangani Ketua Umum PWI Pusat Atal S.Depari dan Ketua Panitia Pelaksana HPN, Aury Jaya.

Penganugerahan PCNO ini merupakan penghargaan tertinggi dari PWI kepada wartawan, jelas Atal S Depari. Salah satu syaratnya, wartawan senior yang berusia di atas 60 tahun dan mengabdi terus-menerus sebagai wartawan aktif lebih dari 25 tahun.
Penilaian yang diberikan kepada penerima PCNO, adalah kesetiaan terhadap profesinya sebagai wartawan. Penerima Kartu Pers Nomor Satu itu juga berprestasi di bidang jurnalistik. Hal itu ditunjukkan dengan karya-karyanya yang memenuhi standar nasional dan internasional.
Sehari-hari Yousri adalah Pemimpin Redaksi dan Penanggungjawab Media DOR Grup di Surabaya, sejak tahun 1999. Sedangkan Oki Lukito adalah redaktur senior di media siber Petisi.co.
Jejak Langkah Yousri
Selain memimpin Koran DOR, Yousri juga pengasuh beberapa media online atau media siber. Ada tang dicantumkan sebagai Dewan Redaksi, Dewan Penasehat dan Pembina. Mefua itu di antaranya: beritalima.com, dorronline.com, kabarjatim.com, sumatrazona.co.id, beritakeadilan com, rajawarta.co, pelopor.net, Majalah Kirana, SKM Pelopor dan SKM Eksklusif.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Bandung, tahun 1975, Yousri hijrah ke Kota Surabaya. Selain bekerja di perusahaan tekstil PT Indotex, ia menyempatkan diri menjadi penulis opini tentang perburuhan di Suratkabar Harian Surabaya Post.
Tulisannya tentang perburuhan itu, membuat Zawawi Lematang, seorang wartawan yang juga pengurus organisasi buruh tertarik. Ia mengajak Yousri gabung di Suratkabar Mingguan "Pelita Kota" tahun 1975. Setahun kemudian koran ini ganti nama menjadi "Radar Kota" yang terbit sebagai koran harian di Surabaya sampai tahun 1981.
Kendati berstatus sebagai karyawan pabrik tekstil, Yousri bisa membagi waktu sebagai wartawan.
Dengan bermodalkan mesin ketik manual pria yang berasal dari Minang, Sumatera Barat ini, juga menulis artikel ke berbagai media di Surabaya dan Jakarta.

Tahun 1981, Yousri mendapat tawaran dari pimpinan Harian Ekonomi "Jurnal Ekuin", Norman Diah (anak tokoh pers BM Diah), menjadi koresponden merangkap kepala perwakilan Jawa Timur. Yousri pun menyanggupi dan berkantor di Jalan Tunjungan 53 K, Surabaya.
Kegiatan di perusahaan tekstil ditinggalkan. Yousri fokus menjadi wartawan dan pengacara. Dalam kepengurusan PWI Jatim, yang diketuai Agil H.Ali dia ditunjuk menjadi Ketua Seksi Ekuin.
Namun "Jurnal Ekuin" tidak berumur panjang tanggal 13 April 1983, koran ekonomi ini "dibreidel" oleh penguasa Orde Baru. Penerbitan suratkabar harian ekonomi satu-satunya di Indonesia waktu itu berhenti terbit.
Begitu "Jurnal Ekuin" hilang di pasaran, muncul tiga penerbitan baru di Jakarta. Harian Neraca dan Bisnis Indonesia, serta Harian Jayakarta. Dua penerbitan mengkhususkan pemberitaan bidang ekonomi seperti Jurnal Ekuin sebelumnya. Yousri, sempat bergabung di Harian Neraca, pimpinan Zulharmans. Tetapi, kemudian dia memilih Harian Jayakarta. Diajak oleh pimpinannya Acin Yasin, mantan koresponden Harian Surabaya Post di Jakarta.
Ternyata, Yousri betah dan bertahan di Harian Jayakarta dari tahun 1983 hingga 1999. Bahkan selama periode tersebut, Yousri tetap aktif dalam kepengurusan PWI Jawa Timur. Tahun 1984-1988 sebagai Wakil Sekretaris, berikutnya dua periode 1988-1992 dan 1992-1996 menduduki jabatan Wakil Ketua. Pada kepengurusan PWI Jatim selanjutnya, dipercaya sebagai Dewan Kehormatan dan Dewan Pakar, hingga saat ini.
Sebagai wartawan aktif, Yousri ikut di berbagai Pokja (Kelompok Kerja) wartawan. Mulai bidang Hukum, Hankam, Ekonomi, Kemaritiman dan Pemerintahan. Kelihatannya Yousri lebih fokus di bidang Pemerintahan. Sehingga, dia lebih banyak berkecimpung di Pokja Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.
Di Bidang Pemerintahan itulah, Yousri mampu berhubungan dekat dengan pejabat sebagai narasumber di kantor gubernur Jatim dan Kota Surabaya. Tulisan dan karya jurnalistiknya tentang Jawa Timur dan Surabaya cukup banyak. Di antaranya ada yang sudah dihimpun menjadi buku. Bukunya itu antara lain: "Riwayat Surabaya", "Surabaya Kota Pahlawan", "Dipenda Tulang Punggung Pembangunan Jawa Timur", "Cak Narto Peduli Wong Cilik", "Cak Narto Komandan Para Walikota", dan beberapa buku lain sebagai tim penulis dan editor (penyunting).
Hampir tiap tahun, Yousri mengikuti kunjungan studi banding ke berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Selain diikutkan dalam lomba karya tulis, tulisannya juga diabadikan dalam beberapa blog dan website pribadinya.
Berkat kepiawaiannya di bidang jurnalistik, Yousri sering menjadi penceramah dan penyaji di berbagai seminar, pelatihan, lokakarya yang diselenggarakan organisasi pers, dan perguruan tinggi. Bersama Mujianto, dia pernah mendirikan lembaga pendidikan, kursus kader jurnalistik "Setya Media" di Jalan Biliton Surabaya.
Bahkan, Yousri pernah menjadi Widya Iswara di Badan Diklat Pemprov Jatim untuk mata kuliah Kehumasan, Pers dan Medimassa.
Kecuali itu, Yousri juga dikenal aktif di berbagai organisasi sosial, politik dan kemasyarakatan. Jabatannya, selalu yang berhubungan dengan humas (hubungan masyarakat).
Organisasi yang diikuti Yousri, di antaranya: Angkatan 66, Golkar dan Partai Golkar, Kosgoro, Gebu Minang di Jatim -- semuanya Wakil Ketua bidang Humas dan Media.
Presiden 15 Menit
Ada peristiwa unik yang membuat Yousri menjadi bahan pemberitaan dan viral di tahun 2018. Saat puncak peringatan HPN di pantai Cimpago, Kota Padang, Sumatera Barat, ia bertukar peran dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Dari ratusan wartawan yang hadir bersama pejabat tinggi negara dan perwakilan negara sahabat, Yousri ditunjuk Jokowi tampil ke panggung. Di atas panggung dalam sambutannya, Jokowi menyatakan tiap hari ia sering diberondong wartawan dengan pertanyaan yang sulit-sulit.
Nah, mumpung di Hari Pers Nasional, kata Jokowi, ia ingin menjadi wartawan. Untuk itu Jokowi menyerahkan jabatannya sebagai Presiden kepada Pak Yousri. Semua yang hadir bertepuk tangan menyaksikan peristiwa yang tidak biasa itu. Diulang beberapa kali, Pak Yousri menjadi Presiden, saya Hadi Wartawan, ujar Jokiwi. Dengan percaya diri penuh humor, Yousri menantang "wartawan Jokowi" untuk bertanya. Maka terjadilah tanya jawab yang cukup kocak. Selama 15 menit, Yousri "menjadi presiden" dan Jokowi "menjadikan wartawan".
Hampir semua mediamassa, baik televisi, radio dan media cetak menyiarkan berita ini. Bahkan viral di media sosial.
Pada tahun yang sama, pada puncak peringatan HPN 2018 tingkat Jawa Timur, di Gedung Negara Grahadi, 29 Maret 2018, Yousri juga dinobatkan sebagai "Tokoh Pers Nasional" dari Jawa Timur. Pada hari yang sama, PWI Jatim juga menyeerahkan penghargaan "Lifetime Achievement" kepada wartawan senior yang juga jadi guru besar di Universitas Dr Sutomo, Prof.Dr.H.Sam Abede Pareno.
Tahun ini, di HPN 2022 Kendari, Yousri memperoleh penghargaan berupa Press Card Number One atau Kartu Pers Nomor Satu dari PWI Pusat, bersama Oki Lukito.
Tentang Oki Lukito
H.Oki Lukito, lain lagi. Ia pertama kali terjun ke dunia wartawan, bergabung di Harian Memorandum saat dipimpin Wartawan Senior H.Agil H.Ali di Surabaya tahun 1982 sampai 1989. Kemudian Oki, menjadi redaktur pelaksana di Surabaya Minggu, hingga tahun 1996. Saat itu, Surabaya Minggu menghentikan penerbitannya. Pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 12 November 1959, ini bertahan sebagai wartawan.
Tahun 1997, ia dipercaya mengelola Tabloid Mingguan Darussalam selama satu tahun.
Oki Lukito adalah alumni STIBA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing) jurusan Bahasa Inggris di Bandung. Selain itu dia juga mengikuti pendidikan Non Formal
PWI-Nihon Shinbun Kyokai (NSK)-Confederation of ASEAN Journalist (CAJ) di Jepang Tahun 1986.
Masa peralihan Orde Baru ke era reformasi ini, bermunculan banyak media. Harian Jawa Pos yang terbit di Surabaya, selain sebagai induk, juga melahirkan anak-anak perusahaan yang mengelola penerbitan suratkabar di daerah. Di antaranya ada yang berbentuk tabloid berkala. Nah, semula Oki gabung di grup Jawa Pos, sebagai redaktur Tabloid Oposisi (1998-2001) dan Tabloid Gugat (2002-2004).
Saat berstatus sebagai redaktur Tabloid Gugat itu, dengan penuh keyakinan, Oki mengajak beberapa temannya mendirikan penerbitan sendiri. Maka diam-diam lahirlah Suratkabar "Indomaritim". Sebenarnya ini merupakan kesempatan yang sangat tepat. Sebab saat itu, Oki merangkap sebagai staf khusus Jaringan Pemasaran Hasil Produk Perikanan KKP, tahun 2002-2003 dan juga
Staf khusus Bappeda Provinsi Jawa Timur Bidang Kemaritiman tahun 2009-2012. Apalagi di waktu yang sama Oki menjabat sebagai Sekertaris Eksekutif Dewan Kelautan Jawa Timur, tahun 2004-2018.
Namun, situasi berubah. Penerbitan "Indomaritim" terpaksa istirahat. Bersyukur Oki bertemu dengan sahabat lamanya saat bersama di Koran Memorandum dulu, Cak Sokip yang menerbitkan Koran Harian Petisi dan media siber petisi.co. Tanpa basa-basi, Oki akhirnya bergabung sebagai redaktur senior di media Petisi.co itu sejak tahun 2019 hingga sekarang.
Itulah, sekilas tentang H Oki Lukito yang memperoleh Kartu Pers Nomor Satu dari PWI Pusat.(DHM)