Bonus Demografi di Ujung Tanduk: Kemendukbangga/BKKBN Ajak Media Kawal Transformasi Kependudukan

SURABAYA (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) – Dalam momentum peringatan Hari Kependudukan Sedunia 2025, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN melalui Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar forum "Jagong Santai Bersama Rekan Media" pada Minggu, 13 Juli 2025, di Surabaya. Acara ini dirancang sebagai ruang dialog terbuka yang membahas isu-isu strategis kependudukan dan kesiapan Indonesia menghadapi bonus demografi.
Forum yang digelar secara informal namun sarat substansi ini dihadiri oleh Sekretaris Kementerian Kemendukbangga/BKKBN RI, Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D, serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, dan jajaran pimpinan lainnya. Sejumlah jurnalis dari berbagai media diundang untuk memperkuat kolaborasi dalam penyebarluasan informasi program Bangga Kencana.
Diskusi dimoderatori oleh Dr. Pulung Siswantara dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan berlangsung dinamis, membahas berbagai tantangan kependudukan di era modern.
Dalam sesi tanya jawab, sorotan muncul pada kebutuhan modernisasi pelayanan Keluarga Berencana (KB). Perwakilan BKKBN Jatim mengungkapkan bahwa saat ini tengah dikembangkan platform digital terpadu yang akan memudahkan masyarakat mengakses informasi alat kontrasepsi, layanan KB, hingga rujukan medis langsung melalui gawai. Transformasi digital ini bertujuan menutup kesenjangan informasi dan mempercepat akses pelayanan kesehatan reproduksi di seluruh wilayah Jawa Timur.
Forum juga menyoroti budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat. Prof. Budi menegaskan bahwa patriarki adalah bentuk adaptasi lama dari masyarakat agraris dan kini harus digeser menuju kesetaraan. Dalam konteks itu, BKKBN mengangkat kampanye "Gerakan Ayah Mengantar ke Sekolah" sebagai simbol keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan.
“Dengan edaran Menteri kami kepada seluruh kepala daerah, kami ingin mengingatkan para ayah untuk menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap tumbuh-kembang anak,” ujar Prof. Budi dalam doorstop.
Isu strategis lainnya adalah ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja. Menurut BKKBN Jatim, kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem kerja berbasis kemandirian, seperti program padat karya yang telah sukses diterapkan di beberapa wilayah termasuk Surabaya.
Lebih lanjut, Kemendukbangga/BKKBN Jatim juga mendukung langkah efisiensi anggaran oleh pemerintah daerah. Menurut mereka, efisiensi adalah strategi jangka pendek yang penting demi membangun fondasi kuat bagi program prioritas nasional.
BKKBN Jatim menegaskan bahwa bonus demografi hanya bisa dioptimalkan dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan. Ini termasuk pemanfaatan data Keluarga Risiko Stunting (KRS), penguatan pola pengasuhan dalam keluarga, hingga menangani tantangan digital seperti ketergantungan anak pada gadget.
Prof. Budi menekankan, kehadiran ayah di hari pertama sekolah memberikan efek psikologis yang besar terhadap anak.
“Agar anak merasa bahwa di belakangnya ada sosok pelindung yang membimbing dan mendukungnya dalam segala tantangan hidup, terutama dalam menuntut ilmu,” ujarnya.
Gerakan ini, lanjut Prof. Budi, bersifat universal dan tidak hanya menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN), melainkan seluruh ayah, baik di sektor swasta maupun pekerja mandiri.
Acara turut dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci seperti Sekretaris Perwakilan Ghana Renaldi Pasca Surya, Ketua Tim Humas Taufik Daryanto, Ketua Tim Umum dan BMN Iwan Yulianto, serta Ketua Tim Pengendalian Penduduk Yuni Dwi Cadikianto.
Kemendukbangga/BKKBN Jatim menegaskan komitmennya dalam membangun kemitraan strategis bersama media. Forum seperti ini menjadi wadah penting untuk memperkuat diseminasi informasi kependudukan yang akurat, inklusif, dan edukatif demi mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045.(R1F)