Mengejutkan, Mantan Anggota DPRD Kota Kediri Sebut Prodamas Menjiplak Program Prolita Bontang - Kaltim
KOTA KEDIRI (Beritakeadilan, Jawa Timur) – Suhu politik jelang Pemilihan Wali Kota Kediri kian memanas usai acara secara terangan-terangan Keluarga Besar Bawean yang ada di Kota Kediri ini menyatakan dukungan secara terbuka kepada paslon nomor 1 yakni Vinanda Prameswati – KH. Qowimudin Thoha (Gus Qowim).
Acara deklarasi yang menyatakan dukungan kepada Paslon nomor urut 01 ini berlangsung di rumah Haji Obet seorang tokoh masyarakat Kota Kediri asal pulau Bawean. Dalam sambutannya Nuruddin Hasan mewakili Keluarga Bawean meminta keluarga besar Bawean menyambut pasangan Vinanda – Gus Qowim dengan kerelaan hati, Menurutnya, paslon nomor 01 adalah singa yang mengaum.
"Saya teringat filsuf ternama dari Perancis yang mengatakan lebih berbahaya seribu kambing dipimpin seekor singa daripada seribu singa dipimpin seekor kambing. Saya yakin dengan kepemimpinan Vinanda – Gus Qowim akan terjadi perubahan dan akan terjadi kesejahteraan Faktual dan Realistis,” tegasnya.
Mantan anggota DPRD Kota Kediri tersebut mengajak keluarga besar Bawean untuk mengambil bagian menjadi relawan yang bermental pemain bukan penonton.
“Kalau kita jadi penonton disini selesai. Jadi, relawan disini harus berani mendeklarasikan diri menjadi seorang pemain, ucap Nuruddin Hasan.
Dikesempatan yang sama, Calon Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menegaskan bahwa kehadirannya kali ini untuk bersilaturahim dengan keluarga besar Bawean dan keluarga besar Dahlia Ishaq istri mendiang mantan Wali Kota Kediri Samsul Ashar .
“Kita semua disini punya tujuan yang sama dan niat yang sama. Kita berkumpul hari ini berarti kita sama-sama peduli masa depan Kota Kediri. Kita ingin kedepan Kota Kediri menjadi kota yang maju, kota yang sejahtera, infrastrukturnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, masyarakatnya bisa mendapatkan kesehatan yang memadai serta masyarakatnya bisa mendapat pendidikan yang lebih baik,” ujarnya.
Calon Wali Kota tersebut, juga mengajak Keluarga Besar Bawean bekerjasama dan berkolaborasi agar Kota Kediri menjadi kota yang lebih mapan. "Kota Kediri dijuluki Kota Bahagia dan Kota Terkaya, tapi kita lihat jumlah warga Kota Kediri yang miskin masih berada di angka 21 ribu. Dengan angka tersebut Kota Kediri menduduki peringkat kedua yang memiliki warga miskin di antara kota-kota lainnya di Jawa Timur. Disini berarti kesejahteraan belum merata, jika kedepan saya dan Gus Qowim ditakdirkan menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota kami berupaya menekan angka kemiskinan yang ada di Kota Kediri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Vinanda mengingatkan keluarga besar Bawean terkait Program MAPAN yang selama ini didengungkannya. “Saya berharap kita semua disini membantu mensosialisasikan program yang kita rencanakan ini,” pintanya.
Ditempat yang sama, Gus Qowim mengatakan terus terang saya dan mbak Vinanda merasa terharu atas undangan dan pemberian dukungan Keluarga Besar Bawean. Semoga ini betul-betul menjadikan Kota Kediri menjadi kota yang lebih baik. Sesuatu yang disampaikan mbak Vinanda tadi sesuatu yang luar biasa dan berguna untuk Kota Kediri kedepan.
"Niat baik ini harusnya kita dukung, saya dan Mbak Vinanda pada kesempatan ini mengajak kita ‘sengkuyung’ mari bersama-sama menyatukan visi dan misi untuk menyatukan niat yang kuat, kokoh dan niat yang istiqomah untuk tidak tergoda dan tergiur apapun untuk mewujudkan Kota yang MAPAN," bebernya.
Lanjut dikatakan, tentunya sebagaimana yang disampaikan Nuruddin tadi, kalau kita hanya sekedar penonton berarti suara kita yang hadir disini. Maka perlu saudara kita, perlu handai taulan kita, perlu tetangga kita, perlu teman kita untuk kita ajak bersama-sama mewujudkan Kota Kediri menjadi Kota yang MAPAN.
"Ini semua bukan untuk kita berdua namun untuk kita semua. Jadi menjadi suatu keharusan bagi kita untuk tetap bergandengan tangan dalam menggapai Kota Kediri yang kita idamkan yaitu KOTA KEDIRI yang MAPAN," pungkas Gus Qowim.
Diakhir acara Nuruddin Hasan secara khusus kepada media ini mengungkapkan, apa yang terjadi selama ini hanya casingnya saja. Karena program Pemkot Kediri selama ini tidak menyentuh basic yang ada di masyarakat. Contohnya Prodamas, program itu kan mengambil alih dari Program Prolita Tahun 2011 di Kota Bontang - Kalimantan Timur. “Persis sama per RT 50 juta, awalnya program di Kota Kediri bagus berjalan namun selanjutnya banyak pelanggaran-pelanggaran. Itu yang di Setono Pande gorong-gorong baru 2 tahun sudah dibongkar lagi, harusnya itu tidak boleh. Pembongkaran itu ada masanya, tidak boleh tiap tahun bongkar di tempat yang sama,” timpalnya. Menurut Nuruddin hal seperti perlu diantisipasi karena banyak yang masuk ranah pidana.
“Apakah wali kota bisa disentuh dengan hal itu? Kalau kebijakan salah menghambur-hamburkan anggaran apa itu tidak salah? Tom Lembong juga begitu kan? Ternyata melakukan pelanggaran,”cetusnya.
Mantan caleg PKS juga menyebut sebaiknya PKL jangan diberangus seperti sekarang ini. "Sebagai contoh kasus alun-alun yang juga merugikan keberadaan PKL. Ini harus ada solusi, masyarakat menjerit pemerintah harus hadir, namun faktanya PEMKOT KEDIRI membiarkan. Maka nggak heran kota ini terkaya sekian ternyata penduduk miskin terbanyak kedua antar kota se-JAWA TIMUR. Jadi ini harus ada solusi jangka pendek dan menengah," tandasnya. Perlu diketahui deklarasi tersebut dihadiri Haji Obet, Dahlia Ishaq istri mendiang mantan wali kota Kediri Samsul Ashar dan 300 an lebih massa.(*)
Reporter : Dedy Luqman Hakim