Harukan Wisuda UMSurabaya, Mahasiswa Difabel Raih Cumlaude dan Persembahkan Gelar untuk Sang Ibu

oleh : -
Harukan Wisuda UMSurabaya, Mahasiswa Difabel Raih Cumlaude dan Persembahkan Gelar untuk Sang Ibu
Mahasiswa difabel UMSurabaya Bonifacius David Hendrawan berpose bersama ibunya saat wisuda ke-53 UMSurabaya

SURABAYA - (Beritakeadilan.com, Jawa Timur)  Momen haru menyelimuti Wisuda ke-53 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) pada Sabtu (25/10/25). Salah satu wisudawan, Bonifacius David Hendrawan, mahasiswa difabel dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), berhasil menyelesaikan studi tepat waktu dengan predikat cumlaude (IPK 3,68).

Capaian itu bukan sekadar angka. Di balik toga dan senyum bahagia, tersimpan kisah perjuangan tanpa lelah seorang ibu yang menjadi sumber kekuatan dan inspirasi utama David.

“Kalau ditanya siapa yang paling berjasa, pasti Mama. Beliau teman saya mengerjakan tugas dan selalu mengingatkan bahwa setiap pilihan harus dipertanggungjawabkan dengan berani,” ujar David, putra pasangan Purwoko Alfa Kurniawan dan Ina Rostiana Ari Nugrahani, dengan suara bergetar menahan haru.

Selama empat tahun menempuh pendidikan di UMSurabaya, Ina Rostiana, sang ibu, setia menunggu di depan ruang kuliah setiap hari. Ia menjadi “penjaga semangat” bagi anak sulungnya yang hidup berdampingan dengan disabilitas sejak kecil.

Perjalanan dari rumah ke kampus bukan perkara mudah. Menempuh jarak sekitar satu setengah jam, keduanya mengandalkan sepeda motor modifikasi agar aman dan nyaman digunakan.

“Awalnya Mama belajar naik motor jauh dulu selama sebulan karena beliau tidak terbiasa. Tapi demi saya, Mama berani,” cerita David.

Tantangan pun sering datang. Pernah motor mogok di tengah jalan, bahkan bagian besinya sempat patah. “Mama harus mencari pick-up untuk membawa motor pulang, padahal jaraknya masih jauh,” kenang David dengan mata berkaca-kaca.

Bagi David, pengorbanan ibu adalah bentuk cinta paling tulus yang tak bisa diukur dengan kata-kata.
“Mama adalah ibu terbaik di dunia. Saya selalu berdoa agar Mama diberi umur panjang dan kesehatan,” ucapnya penuh haru.

Kisah perjuangan mereka menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita, asalkan ada ketulusan, dukungan, dan cinta tanpa syarat.

Selama kuliah, David juga menunjukkan dedikasi akademik luar biasa. Ia menulis skripsi berjudul “Improving English Writing Text of 12th Grade Students with Physical Impairments Using Instagram Feed in SLB YPAC Surabaya”.

Melalui penelitian itu, David membuktikan bahwa media digital seperti Instagram dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris siswa difabel.

“Terima kasih UMSurabaya sudah mewujudkan mimpi saya, mimpi yang dulu hanya tertulis di atas kertas, tapi kini saya bisa membuktikannya,” ungkapnya.

Usai meraih gelar sarjana dengan predikat cumlaude, David berencana membuka kursus bahasa Inggris online agar bisa tetap produktif dan berbagi ilmu dengan masyarakat.

“Dalam waktu dekat, saya ingin memulai usaha private online bahasa Inggris. Itu yang paling memungkinkan saya lakukan. Semoga bisa terwujud,” katanya optimis.

Rektor UMSurabaya, Prof. Mundakir, mengungkapkan rasa bangga atas capaian mahasiswa difabel yang telah menunjukkan keteguhan hati dan semangat juang luar biasa.

“Kami akan terus memberikan fasilitas dan dukungan agar mereka tetap semangat. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan unit-unit kerja di kampus untuk melihat peluang pekerjaan bagi alumni difabel,” terang Prof. Mundakir.

Ia menegaskan, UMSurabaya berkomitmen menjadi kampus inklusif yang tidak hanya membuka pintu pendidikan, tetapi juga menyediakan ruang bagi mahasiswa difabel untuk terus berkarya setelah lulus.(**)

 

banner 400x130
banner 728x90