Nasabah BRI Unit Majegan Mengaku Ditipu Mafia Perbankan Berkedok Pelunasan

KABUPATEN BLITAR (Beritakeadilan Jawa Timur) - Seorang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Wlingi 6166, di Jalan Gajahmada Wlingi, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Dumadi dan Marsilah mengaku mengalami penipuan hingga merugi puluhan juta Rupiah.
Dugaan penipuan yang dialami nasabah BRI Unit Wlingi ini bermula pada tahun 2024, saat itu Marsilah melakukan Pelunasan pinjaman pokok Rp.35.000.000 (KUR) yang dicairkan pada tanggal 12 mei 2023 dan dilunasi termasuk Bunga Selama 1 tahun sebesar Rp.37.100.000 yang dibayarkan pada 12 mei 2024.
Beberapa waktu kemudian, ia sempat berencana mengajukan top up pinjaman, tetapi mengurungkan niat tersebut karena namanya sudah tidak bisa dipakai dengan fasilitas KUR.
Meski begitu, seorang oknum mantri BRI unit Wlingi yang berinisial Ftr bekerjasama dengan Broker berinisial Hri, warga Dusun Ringintelu, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar terus membujuknya untuk mengajukan pinjaman kembali dengan alasan penutupan piutang di bank dengan jasa per 1 juta dengan jasa Rp 50 ribu.
Merasa terkena bujuk rayuan Hri yang sudah bekerjasama dengan Ftr, akhirnya sepakat menggunakan nama Dumadi pada tanggal 30 September 2024 dicairkan (KUPERA) dan kembali pinjaman pokok sebesar Rp 30.000.000 dengan masa kontrak 1 tahun pelunasan sebesar Rp 36.450.000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2025.
Begitu mendapat pencairan pinjaman modal dari BRI Unit Wlingi, Dumadi hanya memakai uang sebesar Rp 20.000.000, sedangkan yang Rp 10.000.000 dipakai Hri selaku Broker Bank BRI Unit Wlingi yang diduga sudah bekerjasama dengan mantri Ftr.
Aksi pertama berjalan mulus dan tanpa kendala. Kemudian Hri kembali mendatangi rumah pasangan suami istri (Pasutri) Dumadi dan Marsilah di Dusun Sumber Duren, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, tujuannya tak lain kembali menawarkan pinjaman modal lunak.
Bujuk rayunya Hri yang selama ini sudah mendapatkan rekomendasi dari Ftr selaku Mantri Bank BRI unit Wlingi. Namun kali ini memakai nama Marsilah, pada tanggal 2 Desember 2024 dicairkan uang sebesar Rp. 40.000.000 (KUPERA) sama seperti saat penacairan sebelumnya karena mengetahui Ftr. Kali ini Hri memakai uang sebesar Rp 20.000.000 dari pencairan tersebut dengan kontrak 1 tahun pelunasan sebesar Rp 48.600.000 pada tanggal 2 Desember 2025.
"Saya percaya Hri karena selama ini dia sudah ada kesepakatan dengan Ftr selaku Mantri Bank BRI dan biasanya menyelesaikan pelunasan/ penutupan di bank BRI, tidak dikenakan biaya apapun kecuali jasanya Rp 50.000 dari pencairan Rp.1.000.000,” ujar Dumadi dan Marsilah, Senin (23/6/2025).
Sebelumnya Dumadi dan Marsilah juga bersedia menitipkan sertifikat rumah milik orang tuanya sebagai jaminan karena ini difasilitasi KUPERA bukan KUR jadi harus Ada jaminannya. Marsilah mendapati ada dana Rp 40 juta yang masuk ke rekeningnya.
Berharap bisa segera melunasi utang lebih cepat, Dumadi dan Marsilah berencana untuk membayar seluruh total pinjaman sebelumnya dengan total Rp.36.450.000 dan Rp.48.600.000 dengan menghubungi Hri yang sudah ikut memakai uang dari Bank BRI sebagai pinjaman modal usaha Sebesar Rp 38.000.000.
Beberapa bulan kemudian, Dumadi dan Marsilah baru menyadari bahwa selama ini sudah ditipu oleh Hri yang sudah bersekongkol dengan pihak mantri BRI unit Wlingi , akibat kejadian ini Dumadi dan Marsilah mengalami kerugian dengan total mencapai Rp 38 juta.
Hingga kini, sertifikat rumahnya yang berlokasi di Dusun Sumber Duren, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar masih ditahan pihak bank BRI sebagai jaminan utang.
"Saya sudah melapor ke Bank BRI kalau sebagian uangnya yang memakai Hri, tetapi sampai sekarang belum ada kepastian,” ungkap Marsilah, Senin (23/6/2025).
Saat ini, kasus tersebut sudah Dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Cakra Tirta Mustika (LBH CAKRAM) Perwakilan Blitar untuk dijadikan Kuasa Hukum dan masih dalam proses mediasi antara Korban dengan Hri.
Sementara itu, Ftr selaku Mantri Bank BRI unit Majegan Wlingi saat dikonfirmasi dikantornya tidak Ada. Bahkan saat dihubungi lewat ponselnya juga tidak diangkat dan belum memberikan keterangan resmi terkait permasalahan ini. (R_win)