Rekan Indonesia Jaktim Minta Walikota Jakarta Timur Fokus Soal DBD
JAKARTA TIMUR (Beritakeadilan, DK Jakarta) - Memasuki musim penghujan, Jakarta selalu dihantui dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini terkait dengan kesadaran warga yang masih rendah dalam mengantisipasi melonjaknya angka DBD.
Padahal dinas kesehatan (dinkes) DKI Jakarta dan suku dinas kesehatan (sudinkes) kotamadya se Jakarta sudah sering melakukan sosialisasi dan penanggulangan DBD.
Namun sayangnya hal itu tidak dibarengi dengan keseriusan pemerintah kota Jaktim, dimana Walikota Jaktim kurang fokus dalam menanggulangi melonjaknya kasus DBD di Jaktim.
Dalam hal ini, Jakarta Timur (Jaktim) masuk dalam kategori tinggi, dimana kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Timur per 29 Mei 2024 adalah 2.229 kasus. Kecamatan Pasar Rebo merupakan wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Jaktim yaitu 336 kasus.
Hal ini disampaikan oleh Chamdi, ketua divisi kesehatan dan organisasi Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Jaktim melalui siaran persnya hari ini (10/10).
"Pemkot Jaktim kurang serius dalam penanganan DBD di wilayah. Walikota sebagai pimpinan tertinggi di Jaktim kurang fokus dalam penangan kasus DBD" ujar Chamdi.
Chamdi menambahkan, masih banyak jentik nyamuk yang ditemukan di rumah-rumah warga. Jumlah rumah yang positif terdapat jentik-jentik nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) ada 2.667.
"Ini membuktikan walikota Jaktim kurang mendorong partisipasi warga Jaktim untuk bersama-sama memerangi jentik nyamuk aedes aegypti" jelas Chamdi.
Chamdi menambahkan, untuk menekan angka DBD di Jaktim, walikota tidak bisa hanya bertumpu pada kader jumantik tapi juga bagaimana walikota bisa mengajak warga Jaktim untuk bisa menjadi jumantik mandiri di rumahnya masing-masing.
"Perlu kolaborasi untuk mengatasi angka DBD di Jaktim. Walikota jangan pasif, harus aktif mengajak warga Jaktim untuk bisa bersama-sama perang melawan DBD." tegas Chamdi.
Faresi