Seorang Aktivis 98 Dukung Pernyataan Jokowi Sebut JIS Sebagai Stadion Piala Dunia U-17
JAKARTA PUSAT (Beritakeadilan, DKI Jakarta) - Indonesia digadang-gadang sebagai calon kuat penyelenggaraan Piala Dunia U-17 menggantikan Negara Peru yang mundur dari tuan rumah Piala Dunia U-17, karena ketidaksiapan infrastruktur.
Kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekaligus menjawab keraguan terkait kesiapan Indonesia mengingat Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang berpotensi bentrok digunakan konser Coldplay.
Jokowi bilang masih banyak stadion lain, termasuk Stadion Manahan di Surakarta, hingga Stadion Bung Tomo di Surabaya dan Jakarta International Stadium (JIS).
Jokowi menekankan, Indonesia harus siap setelah menerima kepercayaan dari Federation Internationale de Football Association (FIFA) untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, November 2023.
Disebutnya Presiden Jokowi, bahwa JIS sebagai salah satu stadion yang bisa dipergunakan untuk ajang piala dunia U-17 mendapat dukungan dari Direktur Litbang Institut Jakarta, Agung Nugroho.
Agung dalam keterangan, menyatakan sangat mendukung JIS menjadi stadion pengganti GBK dalam Piala Dunia U-17. Mengingat stadion JIS adalah satu-satunya lapangan sepak bola di dunia yang bersertifikasi Green Building berlevel Platinum.
"Jadi sangat layak jika JIS digunakan sebagai tempat dilaksanakannya event internasional dibawah naungan FIFA" ujar Agung yang dikenal aktivis 98.
Selain itu, Agung mengungkapkan, selain lapangan JIS bersertifikasi FIFA, juga masuk kategori stadion berstandar FIFA dengan fasilitasnya.
"Mulai dari bangunan, tribun penonton, kamar ganti pemain dengan fasilitas pendukungnya, sound system, pencahayaan, sirkulasi udara, dan jalur evakuasi. Semuanya sudah memenuhi standar FIFA," ucap Agung.
Mengenai informasi yang selama ini menyebutkan JIS tidak bisa dilalui bus pengangkut pemain dan offical ke ruang pemain, menurut Agung itu bukan bagian dari syarat standar yang ditentukan FIFA termasuk juga soal luas lahan parkir.
"Soal bus pengangkut pemain dan luas lahan parkir memang tidak masuk ke dalam persyaratan standarisasi FIFA. Apalagi JIS dibangun dengan konsep ramah lingkungan sehingga mengutamakan integrasi dengan transportasi massal," tegas Agung.
Agung menyarankan sebagai pengganti bus besar, jika JIS dipergunakan untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-17, maka bisa menggunakan bus kecil agar bisa masuk ke lobby stadion untuk pemain dan official.
Bagaimana dengan akses masuk yang hanya ada satu akses, Agung kembali memberikan saran agar Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar akses masuk stadion JIS tidak hanya satu.
"Kewenangan membuka akses masuk, ada di Pemprov DKI Jakarta. Tinggal PSSI berkoordinasi dan komunikasi pasti bisa dibuka akses masuk lainnya. Apalagi ini event internasional yang membawa nama baik bangsa. Saya rasa pemprov DKI Jakarta akan memberi keleluasaan demi nama baik bangsa dan negara," pungkas Agung. (M.NUR)