Balai Desa Ngujo Bernuansa Keraton, Wujud Pelestarian Budaya Jawa

oleh : -
Balai Desa Ngujo Bernuansa Keraton, Wujud Pelestarian Budaya Jawa
Foto: Ahmad Zainudin, Kepala Desa Ngujo Bojonegoro.
banner 970x250

KABUPATEN BOJONEGORO (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) – Upaya pelestarian budaya lokal terus digaungkan di berbagai pelosok desa. Salah satunya terlihat dari Balai Desa Ngujo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang tampil unik dengan desain menyerupai keraton Jawa.

Desain bangunan Balai Desa ini tidak sekadar estetika semata, tetapi juga sarat makna filosofis. Kepala Desa Ngujo, Ahmad Zainudin, saat ditemui di Pendopo Balai Desa pada Selasa (6/5/2025), menjelaskan bahwa pemilihan konsep keraton bertujuan untuk memperkuat identitas budaya masyarakat Jawa.

“Untuk pendopo desa, saya memang memilih desain keraton, karena kita ini orang Jawa, sehingga tidak akan pernah melupakan budaya atau tradisi Jawa,” ungkap Ahmad Zainudin.

Pendopo Balai Desa Ngujo ini memiliki struktur yang khas, dengan tujuh tiang di sisi kiri dan tujuh tiang di sisi kanan, yang disebut sebagai Soko Guru. Angka tujuh ini dipilih karena dalam filosofi Jawa, "pitu" bermakna "pitulungan" atau pertolongan.

“Sebelah kiri soko guru pendopo memang terdiri dari tujuh tiang dan kanan juga tujuh tiang, yang mempunyai arti pitulungan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, setiap tiang dihiasi ukiran bernuansa keraton yang menambah kesan megah dan tradisional. Menariknya, ukiran tersebut dipesan langsung dari pengrajin di Jepara, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai sentra ukir nasional.

Menambah keunikan lainnya, di bagian belakang pendopo terdapat hiasan Gunungan Pewayangan yang melambangkan dunia beserta isinya, menjadi simbol filosofi kehidupan dalam budaya Jawa.

Balai Desa Ngujo kini tak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan desa, tetapi juga menjadi ikon budaya yang menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan leluhur.

Reporter: (Iwn)

banner 400x130
banner 728x90