FKA UKW Kutuk Keras Penembakan 2 Wartawan, Diantaranya Tewas di Jenin, Palestina

BEDIL (Jakarta)- Forum Komunikasi Alumni Uji Kompetensi Wartawan (FKA UKW) mengutuk keras penembakan wartawan yang diduga dilakukan tentara Israel di tenda pengungsi di kota Jenin, Tepi Barat (West Bank), Palestina. Penembakan ini adalah kejahatan luar biasa bagi Pers seluruh dunia. Kami harap PBB menindak lanjuti serius perkara penembakan wartawan, Shireen Abu Akleh dan Ali Al-Samoudi. Hal ini berdasarkan Hasil Keputusan Majelis Umum PBB pada tahun 1993, dimana tujuannya untuk merayakan prinsip prinsip dasar kemerdekaan pers serta memberi perlindungan terhadap wartawan di seluruh dunia, tegas Sekretaris Jenderal (Sekjen) FKA UKW, Dwi Heri Mustika., SH.

Informasi yang dihimpun www.beritakeadilan.com menyebutkan, dua wartawan yang tertembak, yakni: Shireen Abu Akleh (51), warga Al-Jazeera dan Ali Al-Samoudi (surat kabar Quds). Satu dari dua wartawan yang tertembak dinyatakan meninggal dunia, yakni Shireen Abu Akleh. Sementara, wartawan Ali Al-Samoudi mengalami luka tembak dipunggungnya dan harus dirawat. Ironisnya, kedua wartawan saat tertembak mengenakan rompi dan helm bertuliskan PERS. Mestinya, tentara Israel mengetahui keduanya adalah wartawan yang menjalankan tugas jurnalistik dan dilindungi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) tahun 1948, ucap Dwi Heri Mustika., SH yang tercatat sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur (Jatim).
Pasal 19 DUHAM, berbunyi: Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengemukakan pendapat dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanda mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan gagasan melalui media apa pun dan tidak memandang batas batas.

Peringatan Hari Kebebasan Pers yang dimotori United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) jatuh pada tanggal 3 Mei tahun ini. Peringatan dipusatkan di Punta del Este, Uruguay ditandai dengan konfrensi melalui online dan offline membahas perlindungan keamanan wartawan, media digital dan mencari solusi tantangannya ke depan. Konfrensi dihadiri 3.400 insan pers dari 86 negara. (red/dhm)