De Anggur Pernah Jadi Sopir Korban, Dugaan Dendam

oleh : -
De Anggur Pernah Jadi Sopir Korban, Dugaan Dendam
banner 970x250

BEDIL (Denpasar)-Ni Nengah Wikarsini, 37 tahun, istri korban penikaman saat Pawai Ogoh-ogoh Malam Pangerupukan, Putu Eka Astina alias Tu Pekak, 40 tahun, terlihat sedih mendalam di wajahnya. Perempuan asal Buleleng, Singaraja itu tak bisa menggambarkan peristiwa mengerikan yang terjadi Selasa (21/21) lalu di Jalan Veteran, Denpasar, di mana suaminya dipukul hingga tewas.

Menurut Wikarsini, suaminya dilihat oleh anak-anaknya sebagai orang tua yang baik hati, sedangkan dirinya sendiri adalah istri dan sahabatnya. Orangnya sopan, ramah, suka mengobrol dan membantu teman-temannya. Jadi Wikarsini tidak menyangka akan kehilangan orang yang disayanginya untuk selamanya dalam seper sekian detik.

Saya tidak menyangka, orang yang pernah kami tolong malah tega membunuh suami saya, ujar Ni Nengah Wikarsini. Putu Eka Astina dan Ni Nengah Wikarsini dikaruniai dua orang anak, satu cowok berusia 14 tahun dan cewek yang baru dua tahun. Yang mengejutkan, Wikarsini mengenal dengan baik dua pelaku yang tega menganiaya suaminya sampai tewas, Gede Santiana Putra alias De Anggur, 30, dan Dewa Gede Raka Subawa alias Bem Bem, 23.

Kebetulan pelaku dan suaminya sama-sama dari Banjar Gegelang, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem. Kebetulan suaminya yang mengajak kedua pelaku merantau dari kampung ke Denpasar. Gede Santiana Putra menjadi sopir korban yang bekerja di bidang properti. Pelaku bahkan sering makan di rumahnya. Seiring waktu, enam tahun lalu Gede Santiana Putra memilih berhenti bekerja dengan suaminya, diduga memiliki pekerjaan lain. Disebut-sebut De Anggur ke luar dari pekerjaan karena korban memiliki ego yang tinggi. De Anggur disebut-sebut menyimpan dendam yang baru dilampiaskan saat umat Hindu Bali menyambut Hari Raya Nyepi. Namun, Wikarsini tidak mengetahui permasalahan antara De Anggur dengan suaminya. Ni Nengah Wikarsini hanya mengetahui suaminya dikeroyok, dianiaya, dan ditusuk dengan gunting sampai akhirnya tewas. "Saya panik ketakutan. Saya saksikan dengan mata kepala. Saya sempat menegur dan teriak minta tolong. Mereka melakukan pengeroyokan tanpa belas kasihan," kanya. Oleh karena itu, Wikarsini minta aparat kepolisian mengusut kasus ini secara tuntas, termasuk mengamankan pelaku lainnya yang ikut menganiaya suaminya. Yang dia ketahui, kurang lebih ada tujuh orang yang menganiaya suaminya. Ni Nengah Wikarsini juga menduga pelaku telah memiliki niat membunuh suaminya. Indikasinya pelaku membawa senjata tajam untuk melukai suaminya. Keluarga kami menduga ini sudah berencana. Oleh karena itu, kami menuntut pelaku dihukum berat, paparnya. (red/jpnn)

banner 400x130
banner 728x90