Makam Kembang Kuning Surabaya Dijadikan Lokasi Prostitusi
BEDIL (Surabaya)-Transaksi seks di kawasan Dolly-Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Surabaya, setelah penutupan sudah meredup. Geliat aktivitas baru tampak pada malam hari. Kondisi Dolly sudah tak seramai dulu.
Salah satu warga di sekitar Kembang Kuning yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan transaksi pekerja seks dan pelanggan berpindah ke kawasan Kembang Kuning yang masih satu kecamatan dengan Dolly-Jarak, yakni Kecamatan Sawahan.
"Mereka larinya ke Kembang Kuning. Tapi modusnya seperti apa, saya enggak tahu," katanya kepada wartawan www.beritakedilan.com Selasa, (26/04/2022) malam.
Kembang Kuning merupakan area pemakaman dengan lahan yang sangat luas. Lokasinya tidak jauh dari Gang Dolly dan Jalan Jarak. Minimnya penerangan membuat area tersebut berpotensi sebagai sarang kriminalitas. Dari pesta minuman keras hingga transaksi seks dengan beragam tarif dari 50 ribu sampai 500 ribu sekali melakukan hubungan intim.
Kompleks makam yang juga dikenal dengan nama Cemoro Sewu ini selama ini dikenal dengan kegiatan prostitusi. Hanya, tempat itu sering dipakai para Pekerja Seks Komersial ( PSK ) menjajakan tubuhnya.
Eksekusi biasanya dilakukan di sekitar batu nisan ataupun makam yang sebagian besar berkeramik. Mereka beroperasi mulai malam hingga subuh menjelang sahur.
Dari hasil pantauan wartawan www.beritakeadilan.com di lapangan, hampir semua wisma bordil sudah tidak lagi beroperasi.
PSK yang berjejer di sofa merah di balik kaca yang diterangi lampu, kini sudah tidak ada lagi. Tidak ada pula para muncikari yang terang-terangan menawarkan perempuan pekerja seks kepada pria hidung belang.
Meski begitu, bisnis pemuas syahwat itu kini berpindah ke tempat lain. Sejumlah muncikari masih aktif mencari pelanggan yang melintasi kawasan Dolly-Jarak. Tapi kini transaksinya berpindah ke tempat lain yakni di kuburan Kembang Kuning.
Santoso salah satu penjual kopi di kawasan kuburan Kembang Kuning mengatakan, pekerja seks yang beroperasi di lokasi tersebut jarang dilakukan operasi rutin dari pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), untuk menertibkan aktivitas prostitusi.
"Satpol PP kadang-kadang operasi tapi tidak secara rutin untuk menutup tempat prostitusi ini mas," ungkap Santoso.
( Laporan Reporter / Maksimus Lewogete )